Sunday, November 29, 2009

UNAS??

Sewaktu baca koran tentang UNAS yang bakal ditiadakan, aku langsung kaget. Perasaan senang dan kecewa bercampur menjadi satu. Senang karena selama ini aku memang ngerasa UNAS itu nggak fair untuk beberapa pihak. Tapi juga kecewa, kenapa kok baru tahun ajaran 2009-2010 yang UNAS nya ditiadakan. Kenapa bukan waktu tahun ajaranku aja yang ditiadakan. Kalo inget jaman-jaman waktu mau UNAS tu emang mengerikan banget.

3 bulan sebelum UNAS full ikutan kursus. Soal yang dibuat latihan juga begitu-begitu aja. Sampai uda sangat hafal dengan jenis soalnya. Semua buku-buku latihan UNAS pun habis dilahap. Berbagai macam try out juga rajin diikutin.
Try out dari sekolah, dari lembaga bimbel, sampai try out dari negara. Hasilnya sih lumayan. Karena itu, walaupun tetap ada perasaan takut, aku juga optimis waktu mau mengikuti UNAS. Kunci jawaban beredar dimana-mana.
Harganya pun termasuk terjangkau karena patungan sama anak-anak sekolah lain. Sempat kepikiran buat beli kunci jawaban.
Tapi aku ngerasa optimmis pasti bisa karena udah seri latihan dan hasil try out ku juga dibilang lumayan.
Hari pertama, bahasa Indonesia, setelah itu bahasa Inggris, aku berhasil ngerjainnya. Hari ketiga, Geografi.
Kaya mimpi buruk. Karena soal yang dikasi sama Diknas benar-benar beda sama kisi-kisi nya, apalagi sama try out nya, try out negara sekalipun. Soal yang dikeluarin benar-benar jauh dari materi yang selama ini dikasih. Selesai ngerjain UNAS, banyak temen-temen aku yang nangis ketakutan karena takut ngga lulus.
Mereka ngga yakin ngerjainnya.

Sementara teman-teman aku yang beli soal, mereka ngga memusingkan hal itu. Toh mereka sudah dapat jawaban pastinya. Anak-anak yang belajar mulai ngerasa ngga adil kalo sampai mereka ngga lulus karena mereka belajar dan ngga membeli kunci jawaban. Karena pada saat itu, soal yang bakal keluar bener-bener unpredictable.
Kisi-kisi dan soal try out udah ngga bisa dijadikan pegangan lagi. Sementara itu UNAS matematika,ekonomi-akutansi belum dilewati. Bisa dibilang dua bidang studi itu terhitung berat.

Mulai terpikir buat beli kunci jawaban.
Karena kalo sampai ngga lulus karena belajar, tapi temen-temen yang beli kunci jawaban lulus dengan hasil yang memuaskan tentu bakal sangat menyakitkan. Setelah itu banyak kabar yang bilang kalo sekolah Negeri dapat bocoran dari dalam karena pemerintah ngga mau sekolah negeri kalah saing dengan sekolah swasta.


Tentu ini merugikan sekolah-sekolah swasta. Sehingga banyak yang berpikir ngambil jalan pintas untuk beli soal. Karena itu, aku pribadi ngga setuju kalo UNAS dijadikan patokan kelulusan. Tiap sekolah memiliki fasilitas gedung, bahkan staff pengajar yang berbeda. Juga sekolah-sekolah di pedalaman, tentu tidak bisa disetarakan dengan dekolah-sekolah di perkotaan yang tentu saja kurikulum cara belajarnya lebih maju. Selain itu kelulusan juga tidak bisa dijadikan patokan.
Karena banyak pelajar yang lulus karena beli kunci jawaban atau bahkan membeli ijazah. Sedangkan pelajar yang belajar ternyata tidak lulus hanya karena jatuh di satu mata pelajaran. Integritas pelajar tidak bisa dipertanggung jawabkan hanya dari selembar ijazah. Oleh karena itu semoga pemerintah bisa dengan cepat membenahi sistem pendidikan di negeri kita tercinta, Indonesia..